I. Memahami Bahaya HIV/AIDS
Penyakit
HIV/AIDS adalah momok penyakit yang mempunyai resiko kematian yang tinggi. HIV
(Human
Immunedeficiency Virus) merupakan jenis virus yang menyebabkan AIDS. Sedangkan
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan tanda
dan gejala penyakit akibat hilangnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Penyakit
ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga penderita tidak mempunyai
kekebalan terhadap berbagai penyakit.
II. HIV/AIDS di Indonesia
Penyakit
HIV/AIDS telah menyerang ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di
Indonesia diperkirakan epidemik HIV/AIDS mengalami peningkatan. Diperkirakan
terdapat sekitar 12-19 juta orang yang terkena HIV dan 95.000-130.000 orang
yang tertular HIV.
III. Asal Usul Penyakit HIV/AIDS
Penelitian
dilakukan untuk menemukan penyakit ini. Akhirnya teka-teki ini dapat terungkap
berkat penelitian Dr. Wc Montagnier, seorang ahli penyakit kanker dari Perancis
tahun 1983. Lalu tahun 1984 Dr. Robert Galo dari National Institute of Health
Amerika Serikat, menemukan jenis virus yang sama pada penderita yang mengalami
kekebalan menurun. Untuk menghindari pertentangan dua nama tersebut, maka WHO
memberikan nama baru yaitu HIV (Human
Immunedeficiency Virus).
IV. Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS
Perkembangan
HIV pada tubuh penderita, setelah 5-10 tahun terinfeksi HIV. Tahapan-tahapan
HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tahap Awal Terinfeksi HIV, gejala mirip Influenza
(demam, sendi terasa nyeri, rasa lemah, lesu, batuk, nyeri tenggorokan, dan
pembesaran kelenjar). Gejala ini akan hilang sendirinya dalam beberapa hari.
2.
Tahap Tanpa Gejala, meskipun tanpa gejala,
tapi di tes darah ditemukan antibodi HIV (HIV +). Masa ini berlangsung 5-7
tahun.
3.
Tahap ARC (AIDS Related
Complex),
muncul gejala-gejala awal AIDS. ARC adalah istilah yang didapati 2 atau lebih
gejala yang berlangsung. Gejala-gejalanya yaitu :
-
Selama 3 bulan atau lebih yaitu demam disertai keringat
dingin di malam 2 hari.
-
Berat badan turun drastis lebih dari 10%.
-
Badan lesu.
-
Pembesaran kelenjar secara lebih luas.
-
Diare/Mencret terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang
jelas.
-
Batuk dan gejala sesak napas lebih dari 1 bulan.
-
Kulit gatal bercak-bercak kebiruan.
-
Sakit tenggorokan.
-
Pendarahan yang tidak jelas sebabnya.
4.
Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang
berbahaya; seperti TBC, infeksi paru-paru, infeksi jamur di rongga mulut, tumor
kulit/kanker kulit (kaposis’s sarcoma, bercak-bercak merah kebiruan pada kulit)
dan pembengkakan getah bening.
5.
Tahap Gangguan Otak, pada tahap ini dapat
mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental berupa damensia (gangguan
daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan
syaraf.
V. Cara Penularan HIV/AIDS
a. HIV/AIDS
Di Tubuh Manusia
HIV/AIDS masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah penderita. HIV/AIDS
sangat mudah mati di luar manusia (dengan air panas, sabun, dan bahan-bahan
pencuci yang lain), karena itu HIV/AIDS tidak dapat menular melalui udara.
HIV/AIDS
dalam tubuh manusia bersarang di salah satu sel darah putih, yaitu bernama
Limfosit yang berada di cairan tubuh. HIV/AIDS awalnya melakukan penempelan
dengan CD-4 reseptor yang ada di permukaan Limfosit, lalu virus memasukkan DNA
virusnya kedalam inti selnya Limfosit. Virus ini juga dapat ditemukan sel
manusia Maesopag dan sel glia jaringan otak.
b.
Masa Inkubasi HIV/AIDS
Masa Inkubasi adalah masa dimana setelah terjadinya penularan
sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Ketika mulai masa Inkubasi, jumlah sel
Limfosit berkurang sampai setengahnya. Dalam kondisi ini, kekebalan masih
berfungsi dan dapat bertahan 9-10 tahun.
Tapi, setelah 9-10 tahun, kekebalan tubuh menjadi tidak
berfungsi lagi dan penderita menjadi penderita AIDS. Masa Inkubasi akan lebih
singkat pada bayi yang baru lahir karena ibunya telah tertular HIV dan
gejala-gejala AIDS pada bayi akan muncul setelah 1 tahun terjangkit HIV.
Gejala-gejalanya berupa demam, keringat dingin di malam hari,
badan lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret,
bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru.
c. Cara
Penularan HIV/AIDS
1.
Hubungan Kelamin
Ini
disebabkan karena penularan virus HIV terjadi melalui cairan sperma dan cairan
vagina. WHO memperkirakan 70% pengidap AIDS tertular melalui hubungan kelamin.
2.
Transfusi Darah
Ketika
darah yang terinfeksi HIV masuk ke darah orang yang sehat, maka terjadilah
penularan virus HIV.
3.
Alat-alat Medis
Alat-alat
medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, imunisasi, menindik tato,
akupuntur, atau yang digunakan untuk pecandu obat bius sangat rawan sebagai
media penularan virus HIV.
4.
Ibu Hamil
Apabila ibu
hamil tertular virus HIV, maka Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus
HIV juga. Dan juga akan menularkan virus HIV melalui air susu ibu.
5.
Cairan Tubuh
Cairan
tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah, dan ASI menjadi media
penularan virus HIV.
6.
Donor Organ (Transplantasi)
Transplantasi
adalah pemindahan jaringan organ tubuh, seperti ginjal, hati, dan lain-lain.
Ketika organ tubuh dari orang terkena virus HIV diberikan kepada orang yang
bersangkutan, maka orang yang menerimanya pun terkena virus HIV.
d. Kelompok
Beresiko Tinggi Terkena HIV/AIDS
a)
Homoseksual
b)
Heteroseksual
c)
Biseksual
d)
Pecandu Narkoba
VI. Cara Mengatasi HIV/AIDS
a. Pencegahan
HIV/AIDS
Berikut usaha pencegahan
HIV/AIDS.
1. Selalu
menggunakan jarum suntik yang steril dan baru ketika akan digunakan.
2. Terapkan
kewaspadaan mengenai seks aman (artinya hubungan seks yang tidak memungkinkan
tercampurnya cairan kelamin) karena hal ini memungkinkan penularan virus HIV.
3. Bila
ibu hamil positif HIV, sebaiknya diberitahu tentang resiko dan kemungkinan yang
terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui
dengan ASI bisa dipertimbangkan.
b. Obat-obat
HIV/AIDS
Sampai sekarang belum ada obat yang benar-benar dapat
menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Obat yang ada sekarang hanya sebagai obat
penambah daya tahan tubuh atau memperpanjang umur penderita. Berikut ini
obat-obat yang dikenal di dunia kedokteran yang dapat memperpanjang ilmu sampai
2 tahun.
1. AZT
(Azidothymidine)
Obat ini berfungsi penahan perkembangan virus, namun mengandung
efek samping, yaitu kerusakan tulang sumsum dan anemia berat.
2. DDI
(Diseoxycitidine)
Cara kerja obat ini tidak jauh berbeda dengan AZT, tapi telah
diujicobakan tidak menimbulkan efek samping.
3. DDC
(Zalcitabine)
Seperti AZT dan DDI, obat ini juga dapat menahan perkembangan
virus.
Lalu
para ahli Jepang menemukan obat-obatan HIV/AIDS sebagai berikut.
1. M.HDA
(Meiji Humin Deritivize Al-Bumin)
Obat ini gabungan Carbadimine Humin dan
Succiny Lated Human Al-Bumin yang terkandung dalam darah. Obat ini kabarnya
dapat menyingkirkan sel-sel limfosit yang digerogoti oleh HIV dengan tidak
membahayakan Limfosit normal.
2. Tachyplesin
Adalah cairan kimia yang diambil dari
sejenis kepiting Tachyplens tridentotus
yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diujicobakan pada tikus dengan hasil
yang memuaskan, namun masih mengandung efek samping seperti AZT.
Para ahli Inggris juga menemukan
ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita HIV/AIDS, yaitu So.221 dan
GLQ.223, kedua obat ini masih menimbulkan efek samping seperti AZT, namun tidak
terlalu berbahaya. Masih ada juga obat-obatan tradisional dari cina, yaitu
Milingwang yang diujicobakan pada 158 pasien AIDS yang hasilnya paling tidak bisa
memperpanjang hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar